Menjadi orang tua jaman sekarang tidaklah mudah, karena secara kondisional baik sebagai orang tua ataupun pada posisi anak pada era serba cepat, instan, ingin gampang dll sehingga terbentuklah pribadi generasi yang serba instan. Ingin mendapatkan hasil tanpa usaha keras.
Bisa anda rasakan sendiri jika saat-saat ujian atau menjelang penerimaan siswa/mahasiswa baru yang bingung adalah orang tua, guru, kepala sekolah dll. Sementara para siswa santai aja.
Hal ini akibat dari pendidikan kepribadian yang keliru. Sehingga jika suatu saat anak menghadapi suatu masalah sementara berada di luar jangkauan keluarga atau orang tua atau orang-orang yang biasaya memberikan kemudahan maka dia akan mudah frustasi. Mereka tidak memiliki life skill ( kemempuan untuk mengatasi masalah sendiri)
Kondisi inilah yang memuat miris seorang Senior Psikolog dari Universitas Indonesia untuk memberikan pesan kepada kita semua khususnya para orang tua.
*KAJIAN PARENTING*
By : _Ibu Elly Risman_
( *Senior Psikolog dan Konsultan, UI* )
Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka _izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri ._
Jangan memainkan semua peran,
_ya jadi ibu,_
_ya jadi koki,_
_ya jadi tukang cuci._
*ya jadi ayah,*
*ya jadi supir,*
*ya jadi tukang ledeng,*
Anda bukan anggota tim SAR!
Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. *Tidak ada sinyal S.O.S!*
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.
#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, *"Sini...Ayah bantu!".*
#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, *"Sini...Mama saja".*
#Tali sepatu sulit diikat, *"Sini...Ayah ikatkan".*
#Kecipratan sedikit minyak
*"Sudah sini, Mama aja yang masak".*
Kapan anaknya bisa?
Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, *_Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?_*
Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.
Kemampuan menangani stress,
Menyelesaikan masalah,
dan mencari solusi,
merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.
Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,
Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!
Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.
Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,
tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.
Tampaknya sepele sekarang...
Secara apalah salahnya kita bantu anak?
Tapi jika anda segera bergegas mnyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.
*Sakit sedikit, mengeluh.*
*Berantem sedikit, minta cerai.*
*Masalah sedikit, jadi gila.*
Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk *_AQ_* nya.
AQ?
Apa itu?
*ADVERSITY QUOTIENT*
Menurut Paul G. Stoltz,
*_AQ_ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.*
Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.
Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.
So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...
*Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan.*
_Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan._
Ajari mereka menangani frustrasi.
Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,
*Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?*
Bisa2 anak anda ikut mati.
Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.
Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,
Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.
Tapi sadarilah,
hidup tidaklah mudah,
masalah akan selalu ada.
Dan mereka harus bisa *bertahan.*
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang _*tidak bisa dihindari.*_
____________________________________
NB: Jangan ragu menitipkan dan memasrahkan sepenuh hati, atas anak-anak kita, kepada para Ulama Sholeh, untuk dididik menjadi manusia berakhlaq agung, tempatkan dipesantrennya Ulama yg kuat aqidah Ahlussunnah waljama'ah (ala Nahdlotul Ulama)-nya, biarkan anak kita belajar kehidupan pada miniatur yg nyata!
Jangan terlalu MEMANJAKAN anak anak-mu dg kemalasan dan cinta dunia!!!
Esok hari engkau akan meninggalkannya selamanya, bekali mereka dg ilmu agama!!!
Perjalanannya singkat didunia, namun panjang diakhirat, bekali mereka dg bekal yg cukup dan tepat!!!
Salam Kasihku untuk anda semua
*Selamat merenung.*
sumber : grup facebook Alumni Diklat P4TK Bispar Bojongsari Depok
0 comments:
Post a Comment