Ibu Asikin sedang uring-uringan. Anak gadisnya yang terkecil, Wati, sedang jatuh cinta dan menjalin kasih dengan seorang pemuda berumur 21 tahun. Wati sendiri baru berumur 16 tahun dan masih duduk di bangku sekolah lanjutan atas. Kalau Wati jatuh cinta pada orang yang tepat , mungkin Ibu Asikin tidak khawatir. Tetapi pacar anaknya ini adalah mahasiswa yang terancam DO, suka minum-minum bahkan pemakai obat-obatan terlarang.
Dudi, nama pacar anaknya itu bahkan tidak segan berlaku kasar dan memanfaatkan Wati. Uang jajan Wati sering kali habis pada pertengahan bulan (Ibu Asikin memberi uang bulanan pada anaknya). Ketika ditanya pada Wati, ia menjawab bahwa Dudi meminjam uangnya. Pokoknya anak begajulan. Dudi sendiri tidak pernah mau datang ke rumah orang tua Wati dan Wati melulu yang datang ke tempat kosnya. Tetapi anehnya, Wati tampaknya sedang jatuh jinta benar. Segala hal yang buruh tentang Dudi seolah-olah tidak tampak di hadapannya. Ini adalah cinta pertamanya. Segala nasihat dan petuah yang diberikan oleh orang tua dan saudara-saudaranya hanya masuk ke kuping kiri dan ke luar ke kuping kanan. Ibu Asikin sangat khawatir anaknya terpengaruh pergaulan bebas dan hanya menjadi korban dari Dudi. Bagaimana menghadapi kasus seperti ini?
Kalau anda sebagai orang tua menghadapi kasus seperti ini, cepatlah bertindak! Jangan menunda-nunda lagi. Anak anda sedang dalam bahaya, berada dalam cengkeraman sang bajingan dan mencoba menjauhkan anak anda dari keluarganya. Jika anda tidak bertindak cepat maka anak anda makin lama akan terseret dalam kasus yang menyakitkan baginya dan bagi keluarga anda sendiri.
MENGHADAPI ANAK YANG JATUH CINTA PADA ORANG YANG SALAH
Hubungan yang abusive (memanfaatkan secara negatif) ini sering kali tidak disadari oleh korbannya (dalam hal ini Wati). Ia hanya menyadari bahwa ia "sedang jatuh cinta" dan "tidak ada yang salah dalam hubungannya itu". Memang pameo , "orang sedang jatuh cinta itu kadang buta" ada benarnya. Menghadapi anak seperti ini, orang tua harus tegas dan berbicara agak keras untuk menyadari bahwa pilihan anaknya itu salah. Di bawah ini ada beberapa saran untuk menghadapi kasus seperti Ibu Asikin itu :
- Bicara dari hati ke hati dengan anak anda. Biarkan ia berbicara tentang apa yang ia suka dan apa yang tidak dari pacarnya itu. Lalu beri pendapat anda kepadanya.
- Katakan bahwa anda ingin bersamanya lebih banyak. Katakan padanya juga bahwa anda ingin pacar anda datang ke rumah.
- Bisa juga dengan membelikannya buku mengenai perempuan yang dianiaya secara fisik atau mental oleh pasangannya atau belikan buku dengan tema hubungan antara perempuan dan lelaki yang tidak sehat. Atau dapat juga dengan menonton film dengan tema yang sama dan nonton bersamanya.
- Bawa anak anda ke perkumpulan-perkumpulan dari wanita yang mengalami perlakuan salah dari pasangannya. Seperti perkumpulan istri yang mengalami kejahatan domestik dari suaminya, atau kunjungi LSM-LSM yang khusus menangani wanita. Atau dapat juga membawanya ke pengajian. Pokoknya tempat-tempat dimana anda dan anak anda dapat mendapat keterangan yang bermanfaat. Biarkan anak anda mendengar pengalaman¬pengalaman yang terjadi dari korban. Jangan menghakimi anak anda ketika ia sedang mendengarkan.
- Bawa anak anda ke terapis yang khusus menangani masalah abusive relationship itu. Kalau perlu dengan sedikit "paksaan".
- Tetap pelihara komunikasi yang terbuka antara anda dan anak anda. Yakini dia agar lebih sering berbicara kepada anda, teman-temannya, saudara-saudaranya dan famili lainnya.
- Tetap yakinkan anak anda bahwa ia selalu dicintai dan dibutuhkan oleh orang tuanya dan saudara-saudaranya.
- Tetap pelihara intuisi anda (sebagai orang tua) bahwa pilihan anak anda salah. Jangan pernah ragu bahwa anda telah melakukan hal yang benar dengan melibatkan diri anda. Ini adalah tanggung jawab orang tua juga. Jika terjadi sesuatu yang fatal terhadap anak , maka orang tua juga yang susah. Tidak usah khawatir anak anda akan "marah" kepada anda. Biarkan saja, suatu hari jika ia telah dewasa justru ia akan berterima kasih kepada anda.
Sumber : keluarga.Org
0 comments:
Post a Comment